HSBC Philantopedia podcast episode 2: Belajar melampaui teori dalam buku pelajaran


Saksikan episode podcast kali ini yang menyoroti pentingnya generasi muda membangun keterampilan praktis melalui pembelajaran berbasis pengalaman guna mempersiapkan diri secara efektif dalam memasuki dunia kerja. Dalam hal ini, HSBC Indonesia bekerja sama dengan segenap mitra pendukung menjalankan serangkaian program filantropi yang menyasar berbagai jenjang pendidikan untuk membekali generasi muda dengan kemampuan yang relevan bagi masa depan.

Simak pula pemaparannya dalam artikel berikut.

Menyiapkan calon pemimpin masa depan melalui pembekalan keterampilan praktis.

Di tengah dinamika dunia kerja yang terus berkembang, terlihat adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan baru dan kebutuhan industri. Di Indonesia, tantangan ini bukan disebabkan oleh kurangnya pendidikan, melainkan oleh perlunya peningkatan relevansi antara materi yang diajarkan di institusi pendidikan dengan tuntutan profesional di lapangan. Ini sering disebut sebagai harmonisasi antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

Perusahaan saat ini mencari lebih dari sekadar nilai akademis. Mereka membutuhkan individu yang mampu berpikir kritis, mengambil keputusan secara adaptif, beradaptasi dengan teknologi, serta dapat bekerja secara kolaboratif dalam tim lintas disiplin. Terlebih lagi, dunia usaha saat ini semakin mengandalkan data dan teknologi, sehingga menuntut tenaga kerja yang tidak hanya memiliki literasi digital, tetapi juga mahir menggunakan perangkat lunak khusus, platform analitik data, hingga teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan (AI).

Pada saat yang sama, banyak lulusan perguruan tinggi yang mungkin memerlukan persiapan lebih lanjut dalam aspek praktis. Mereka memasuki dunia kerja dengan pemahaman umum mengenai perangkat lunak dasar, namun mungkin belum memiliki pengalaman langsung dengan perangkat khusus yang dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi di berbagai sektor industri.

Namun, isu ini tidak terbatas pada ranah teknis. Sebagian lulusan baru juga menghadapi tantangan dalam menerapkan etika profesional, berkomunikasi secara efektif dalam tim, dan menerapkan pemikiran kritis untuk memecahkan masalah kompleks. Padahal, keterampilan ini sangat penting untuk beradaptasi dengan budaya kerja perusahaan, membangun kolaborasi yang produktif, dan berkembang menjadi pemimpin di masa depan.

Inilah titik fokus bagi dunia pendidikan dan sektor industri untuk bertemu. Kurikulum dapat lebih fleksibel dan responsif terhadap perkembangan zaman. Penerapan experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman memegang peran krusial dalam menjembatani kesenjangan antara kemampuan teoritis dan keahlian praktis. Melalui pendekatan ini, peserta didik tidak hanya memahami konsep, tetapi juga menerapkannya dalam skenario dunia nyata, mengasah kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kerja tim secara langsung. Dunia usaha dapat memberikan ruang belajar nyata melalui program magang, pelatihan, dan mentoring. Generasi muda juga dapat mengembangkan dorongan internal untuk terus belajar, memperluas wawasan, serta memahami bahwa keberhasilan tidak hanya tentang kemampuan, tetapi juga tentang pengembangan karakter. Kolaborasi menjadi kunci untuk menjembatani kesenjangan ini. Institusi pendidikan dan mitra industri dapat bersinergi secara intensif dengan mengintegrasikan lebih banyak proyek praktis, program magang, dan program kerja sama.

Di era yang sangat pesat dengan kemajuan teknologi, keterampilan mengelola keuangan menjadi esensial, terutama bagi generasi muda. Kehadiran engagement economy pun membuat kemampuan ini semakin relevan untuk dimiliki. Memahami dasar-dasar manajemen keuangan adalah fondasi penting yang membantu terutama pada generasi muda untuk mengatur pendapatan, pengeluaran, dan tujuan finansial untuk jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan keuangan praktis yang dapat digunakan dalam kehidupan nyata, bukan sekedar teori belaka.

HSBC memiliki keyakinan bahwa membangun masa depan ekonomi yang tangguh dimulai dari mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh pula. Oleh karena itu, HSBC berkomitmen dalam pengembangan pemimpin bisnis masa depan sebagai bagian dari manajemen keberlanjutan bisnis. Melalui berbagai inisiatif sosial dan kemitraan dengan lembaga pendidikan serta komunitas, HSBC berupaya mendorong munculnya talenta-talenta muda yang siap menghadapi perubahan global dengan bekal literasi keuangan, kepemimpinan, dan semangat kewirausahaan.

Seminar Mahasiswa tentang personal branding dan karir di awal HSBC Business Case Competition 2025 menghadirkan pemimpin senior HSBC.

Salah satu wujud komitmen ini adalah HSBC Business Case Competition. Program ini merupakan kompetisi studi kasus bisnis internasional yang dirancang untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tantangan bisnis kompleks, mengembangkan solusi strategis, dan mempresentasikan ide-ide mereka secara efektif. Melalui kompetisi ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman praktis yang berharga, mengasah keterampilan berpikir kritis, analitis, dan komunikasi, serta berinteraksi langsung dengan para profesional industri.

Salah satu tim peserta kompetisi menyampaikan solusi dari suatu kasus kompleks yang menuntut pemikiran inovatif, kerja sama dan keuletan.

Sejumlah mahasiswa menghadiri sesi interaktif bersama pemimpin senior HSBC saat kegiatan corporate excursion untuk memperkenalkan dunia perbankan.

Masa depan membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan adaptif. Mempersiapkan mereka adalah investasi jangka panjang yang nilainya melampaui angka, karena pada akhirnya, masa depan bisnis sangat bergantung pada masa depan sumber daya manusia itu sendiri.

Momen membanggakan bagi tim pemenang kompetisi yang selanjutnya mewakili Indonesia bersaing di tingkat internasional.