Episode 4 Philantopedia podcast tentang membangun pola pikir hijau


Simak diskusi tentang faktor kunci dalam transisi menuju emisi nol bersih, yaitu manusia. Episode ini mengeksplorasi cara mengembangkan pola pikir hijau di setiap tahap kehidupan, serta peluang kerja di industri hijau yang berkembang pesat dan membutuhkan keterampilan baru.

Baca artikel di bawah ini untuk pelajari lebih lanjut.

Membangun kesadaran iklim sejak dini

Bayangkan ketika kita menanam sebuah pohon kecil di halaman rumah. Pohon itu tidak akan langsung besar dan memberi teduh. Ia butuh waktu, perawatan, serta tanah yang subur agar bisa tumbuh kuat. Begitu juga dengan kesadaran iklim. Ia perlu ditanam sejak dini, dipupuk secara konsisten, agar kelak masyarakat mampu menghadapi tantangan perubahan iklim dengan pemahaman yang matang.

Transisi energi dan upaya dekarbonisasi yang gencar dibicarakan saat ini tidak akan efektif jika masyarakat belum memiliki kesadaran. Teknologi secanggih apa pun akan sulit membawa dampak nyata jika tidak ada pola pikir keberlanjutan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mulai menanamkan pemahaman iklim sejak usia muda.

Kesadaran terhadap isu lingkungan bisa diperkenalkan di bangku sekolah, bahkan lewat cara-cara sederhana seperti buku cerita anak atau tontonan sehari-hari. Dengan begitu, istilah-istilah dasar seperti energi terbarukan, daur ulang, atau rendah emisi menjadi hal yang akrab sejak kecil. Saat anak-anak ini tumbuh dewasa dan menghadapi isu yang lebih kompleks, mereka akan lebih mudah memahami konteksnya karena fondasi pengetahuan itu sudah terbentuk.

Kolaborasi HSBC dan WWF Indonesia memberikan edukasi lingkungan ke sekolah melalui program Panda Mobile.


Memasuki level universitas, pemahaman tentang iklim perlu ditumbuhkan lebih dalam. Pendekatan lintas disiplin menjadi kunci, sebab satu bidang ilmu tidak bisa berjalan sendiri menghadapi kompleksitas perubahan iklim. Ilmu teknik dan sains, perbankan, diplomasi, ilmu sosial-politik, hingga ilmu komunikasi perlu saling terhubung.

Kurikulum yang mendorong mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk mencari solusi bersama akan membentuk cara pandang yang lebih komprehensif. Generasi muda pun tidak hanya terkungkung dalam ruang keilmuannya masing-masing, melainkan mampu melihat persoalan iklim dari beragam sisi yang saling melengkapi.

Namun, edukasi saja tidak cukup. Literasi iklim harus diimbangi dengan kebijakan pemerintah yang mendorong industri untuk lebih giat menerapkan praktik ramah lingkungan. Kolaborasi antara masyarakat yang paham isu iklim, regulasi yang berpihak pada keberlanjutan, serta aksi nyata dari pelaku industri akan menjadi kombinasi kunci dalam mewujudkan transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Upaya Climate Solutions Partnership memperkenalkan praktik bisnis hijau ke sektor industri.


Sekarang saatnya kita ikut ambil bagian. Mari mulai dari hal kecil, seperti menghemat energi, memilah sampah, atau mendukung produk ramah lingkungan. Setiap langkah sederhana yang kita lakukan hari ini adalah investasi bagi masa depan bumi yang lebih sehat. Bersama, kita bisa menumbuhkan kesadaran iklim yang kuat dan mewariskan dunia yang lebih layak huni untuk generasi berikutnya. Dari ruang keluarga, ruang kelas, hingga ruang rapat, setiap percakapan dan aksi nyata akan menentukan warna masa depan kita.

Anda meninggalkan laman web about.hsbc.co.id

Harap diketahui bahwa kebijakan situs eksternal, atau kebijakan dari situs web grup HSBC lainnya, mungkin akan berbeda dari syarat dan ketentuan serta kebijakan privasi di situs web ini. Situs web berikutnya akan dibuka di jendela atau tab browser baru.

Catatan: HSBC tidak bertanggung jawab atas semua isi yang ada di situs pihak ketiga, maupun atas tautan yang menganjurkan endorsement (pengesahan) situs-situs tersebut dan/atau kontennya.